Sejarah Pendirian

SEJARAH SINGKAT PONDOK PESANTREN AL-BAITUL ATIIQ

KETAPANG, KALIMANTAN BARAT

Pengantar Sejarah

Pondok Pesantren Al-Baitul Atiiq, beralamat di Jl. Rahadi Ismail Desa Padang Kecamatan Benua Kayong Kabupaten Ketapang, yang berdiri sejak tahun 1987 ini pada awalnya bernama Darul Arqam yang terinspirasi dari cerita tentang Rasulullah. Konon ceritanya beliau melakukan kegiatan ta'lim pertama kalinya di rumah salah seorang sahabat yang bernama Arqam. Setelah berjalan selama kurang lebih 7 tahun, nama Darul Arqam tersebut berubah menjadi Al-Baitul Atiiq, lebih tepatnya Pondok Pesantren Al-Baitul Atiiq Ketapang, Kalimantan Barat.

Mengenai nama pesantren ini diganti pun terdapat latar belakang tertentu yang pada awalnya berasal dari ketakutan/ kekhawatiran dan lebih tepanya lagi mencari jalan aman dari sebuah peristiwa yang pada waktu itu terjadi di Malaysia. Alkisah menyebutkan bahwasannya pada waktu itu di Malaysia ada satu Ormas Islam yang mengatakan bahwa pondok pesantren Darul Arqam yang ada di Malaysia menganut/ mengajarkan ilmu sesat, yang kemudian berdampak pada Indonesia. Pemerintah daerah khususnya yang di Ketapang sendiri merasa khawatir akan hal tersebut, kemudian melakukan kunjungan dan peninjauan terhadap pesantren ini. Setelah diteliti dan diamati ternyata tidak ditemukan hal yang dikhawatirkan tersebut, namun demi menjaga keamanan, kenyamanan dan ketenangan berpikir, pihak pemerintah daerah mengajukan permohonan kepada almarhum pendiri pondok pesantren yakni K.H. Adzra'ie untuk merubah nama Darul Arqam yang kemudian berubah menjadi Al-Baitul 'Atiiq yakni pada tahun 1994. Konon diganti dengan nama tersebut karena terinpirasi dari nama Baitullah dan hingga saat ini nama yang di kenal oleh masyarakat adalah Al-Baitul 'Atiiq, tepatnya Pondok Pesantren Al-Baitul 'Atiiq Ketapang,Kalimantan Barat. Pengungkapan sejarah Pondok Pesantren Al-Baitul 'Atiiq Ketapang berikut ini kami paparkan berdasarkan penuturan secara lisan dari Al-Ustadz Faruq Adzra'ie selaku pengasuh Pondok Pesantren Al-Baitul 'Atiiq Ketapang, melanjutkan dari pada kepemimpinan almarhum K.H. Adzra'ie yang tidak lain merupakan ayahanda tercinta, yakni putra ke-7 dari 10 bersaudara (Alm) K.H. Adzra'ie Bin Abdul Hamid. Selain dari sumber lisan tersebut, kami juga memasukkan data-data yang bersumber dari dokumentasi tertulis atas kepemilikan pribadi beliau dan juga atas lembaga pesantren/ dokumentasi sekolah formal yang dikelola oleh kepala sekolah Tsanawiyah, Bapak H. Muhammad Hory.